Connect With Us

Akui "Dibisiki" BPS, Prabowo Klaim Angka Kemiskinan Turun 

Fahrul Dwi Putra | Selasa, 22 Juli 2025 | 11:35

Ilustrasi keluarga masuk kategori kemiskinan ektrem. (Istimewa / Istimewa)

TANGERANGNEWS.com- Presiden Prabowo Subianto mengklaim angka kemiskinan absolut di Indonesia mengalami penurunan. Hal itu disampaikan dalam pidatonya saat menghadiri Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jawa Tengah, Minggu, 20 Juli 2025, lalu.

"Kepala BPS (Amalia Adininggar) lapor ke saya angka pengangguran menurun angka kemiskinan absolut menurun, ini BPS yang bicara," ujar Prabowo dikutip dari CNBC Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga membantah anggapan Indonesia sedang berada dalam kondisi ekonomi yang suram. Ia menyebut narasi tersebut sengaja dibangun oleh pihak-pihak yang ingin menjatuhkan semangat bangsa.

"Inti-intinya kita berada di jalan yang benar, usaha untuk membuat seolah-olah Indonesia dalam keadaan susah Indonesia dalam keadaan gelap Indonesia ekonomi gagal itu saudara-saudara itu adalah upaya menurunkan semangat kita dan itu tidak benar saudara sekalian," tegasnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pada Mei 2025 yang menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) Indonesia per Februari 2025 turun menjadi 4,76 persen. 

Angka ini menurun 0,06 persen dari Februari 2024 yang berada di angka 4,82 persen.

Sementara itu, data kemiskinan Indonesia per September 2024 berada di angka 8,57 persen atau sekitar 24,08 juta jiwa. Angka tersebut menurun 0,46 persen dari posisi Mei 2024.

Namun, data yang dirilis BPS itu berbeda jauh dengan laporan Bank Dunia yang sempat menjadi perdebatan publik.

 Dalam dokumen Macro Poverty Outlook, Bank Dunia menyebutkan lebih dari 60,3 persen penduduk Indonesia, setara dengan 171,8 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan pada 2024.

Perbedaan tersebut akhirnya dijelaskan oleh BPS. Menurut lembaga statistik nasional itu, perbedaan angka timbul karena perbedaan metode dan standar garis kemiskinan yang digunakan.

Bank Dunia menggunakan standar Purchasing Power Parity (PPP) sebesar US$ 6,85 per hari, yang merupakan median garis kemiskinan dari 37 negara berpendapatan menengah atas. 

Sementara BPS menggunakan pendekatan kebutuhan dasar atau Cost of Basic Needs (CBN), yang lebih spesifik menggambarkan kondisi masyarakat Indonesia.

KAB. TANGERANG
Kronologi Pria Diduga ODGJ Lecehkan Wanita di Mie Gacoan Balaraja, Kasus Berakhir Damai

Kronologi Pria Diduga ODGJ Lecehkan Wanita di Mie Gacoan Balaraja, Kasus Berakhir Damai

Kamis, 30 Oktober 2025 | 22:25

Kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang pria terhadap pelanggan wanita di gerai Mie Gacoan Balaraja, Kabupaten Tangerang, pada 29 Oktober 2025, akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan.

PROPERTI
Cetak Rekor, Maggiore Fresh Market di Gading Serpong Ludes Terjual dalam Hitungan Jam

Cetak Rekor, Maggiore Fresh Market di Gading Serpong Ludes Terjual dalam Hitungan Jam

Kamis, 30 Oktober 2025 | 19:13

Paramount Land kembali mencetak rekor penjualan lewat peluncuran Maggiore Fresh Market di kawasan Maggiore, Paramount Gading Serpong.

NASIONAL
Biaya Haji 2026 Disepakati Turun Jadi Rp54 Juta per Jamaah

Biaya Haji 2026 Disepakati Turun Jadi Rp54 Juta per Jamaah

Kamis, 30 Oktober 2025 | 17:58

Pemerintah bersama Komisi VIII DPR RI akhirnya menyetujui besaran Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) tahun 1447 Hijriah/2026 Masehi sebesar Rp54.193.807 per jamaah.

BANTEN
Warga Ngadu Layanan Kesehatan RSUD Bantan Terhambat BPJS, Andra Soni: Jangan Tunggu Administrasi!

Warga Ngadu Layanan Kesehatan RSUD Bantan Terhambat BPJS, Andra Soni: Jangan Tunggu Administrasi!

Kamis, 30 Oktober 2025 | 17:45

Gubernur Banten Andra Soni mengeluarkan instruksi tegas kepada seluruh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) milik Pemerintah Provinsi Banten. Pasien wajib dilayani terlebih dahulu, tanpa menunggu kelengkapan administrasi, termasuk BPJS.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill