Connect With Us

Sekuriti SMPN 11 Tangsel Dikabarkan Meninggal Usai Divaksin, Ini Sikap Pemerintah

Rachman Deniansyah | Kamis, 1 April 2021 | 20:42

Kepala Dinas Kesehatan Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar. (TangerangNews / Rachman Deniansyah)

 

TANGERANGNEWS.com- Sarmili, 45, seorang sekuriti yang bertugas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Tangerang Selatan dikabarkan meninggal dunia usai menjalani vaksinasi COVID-19, Maret lalu. 

 

Wafatnya mendiang Sarmili itu  pun mencuat. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum (RSU) Tangsel, 29 Maret 2021 lalu. 

 

Sebelumnya Sarmili tak pernah mengalami sakit dengan kondisi serius. Namun, tiba-tiba ia mengalami kondisi panas dingin, beberapa pekan setelah menjalani vaksinasi. 

 

Menurut informasi yang dihimpun dari pihak keluarga, setelah itu kondisi Sarmili kian memburuk. 

 

Hingga keluarga berkeputusan untuk membawa Sarmili ke Puskesmas Rawa Buntu dan harus dirujuk  ke RSU Tangsel, lantaran mengalami kesulitan untuk bernafas.

 

Saat dirawat kondisi Sarmili pun tak lekas membaik. Kondisinya justru semakin memburuk. Hingga ayah empat anak itu menghembuskan nafas terakhirnya. 

 

Saat TangerangNews  ke rumah duka yang berlokasi di wilayah Rawa Mekar Jaya, Serpong, Tangsel, keluarga enggan berkomentar sedikitpun dengan alasan telah mengikhlaskan kepergian anggota keluarga yang disayanginya itu. 

 

Sementara itu saat dikonfirmasi langsung, Tim Medis RSU Tangsel, Lasdo membenarkan jika terdapat pasien bernama Sarmili yang wafat usai menjalani perawatan di RSU, 29 Maret 2021 lalu. 

 

Namun ia membantah jika penyebab kematian Sarmili diakibatkan karena vaksinasi yang dijalaninya. 

 

Sebab, kata Lasdo, menurut anamnesa atau komunikasi antara pasien dan dokter, Sarmili diketahui menjalani vaksin sudah dalam waktu yang lama. Tepatnya pada tanggal 3 Maret 2021 silam. 

 

"Untuk masalah vaksin sendiri, dari anamnesa yang didapat, adalah beliau mendapat dosis pertama pada tanggal 3 Maret. Jadi ada range yang cukup panjang. Dan itu dari anamnesa adalah baru dosis pertama. Anamnesa untuk dosis kedua dalam rekam medis kita tidak dapat riwayatnya. Atau belum menjalani dosis kedua," ujar Lasdo saat ditemui di RSU Tangsel, Kamis (1/4/2021). 

 

Atas hal itu, ia menepis kabar jika kematian Sarmili diakibatkan oleh vaksinasi yang dijalani. Ia pun menyatakan jika yang dialami oleh Sarmili bukanlah akibat efek samping atau yang biasa disebut dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). 

 

"Seharusnya tidak ada korelasi (dengan KIPI). Karena kalau kita lihat kekebelan terbentuk sebulan setelah vaksin kedua. Dan data vaksin kedua itu tidak ada. Kalaupun itu, misalnya ada di tanggal 3 vaksin pertamanya, harusnya itu kan vaksin kedua paling cepat tanggal 17. Satu bulan setelah satu bulan, artinya baru terbentuk setelah 17 April untuk kekebalan. 

 

"Tapi beliau kan tanggal 28 datang ke kita dan sudah dalam kondisi buruk. Kalaupun vaksinnya sudah lengkap (2dosis) itu belum terbentuk. Terlebih KIPI juga paling lama terjadi selama 24 jam stelah penyuntikan," terangnya. 

 

"Jadi tidak habis divaksin, beliau meninggal dunia. Jadi vaksinnya sudah dilakukan jauh sebelum beliau mengeluhkan gejala," sambungnya. 

Lasdo mengatakan, saat dibawa ke RSU Tangsel, mendiang Sarmili sudah mengalami sakit yang begitu serius. Kondisinya sudah terbilang sangat buruk. 

 

"Datang tanggal 28 Maret malam, itu sudah rujukan dari Puskesmas. Jadi sudah ada komunikasi antara Puskesmas dengan kita. Datang memang sudah dalam kondisi sakit berat. Gejala-gejala yang muncul seperti COVID-19," paparnya. 

 

Saat itu, Sarmili mengalami sejumlah gejala, mulai dari batuk hingga kesulitan bernafas dan gejala lainnya. 

 

"Kita coba semampunya. Memang gejalanya sudah berat. Organ yang lain sudah terlibat. Ada sepsis, sepsis itu infeksi yang sudah beredar ke seluruh tubuh melalui darah. Itu diagnoda sepsis sudah dibuat oleh dokter kita. Dan akhirnya besok pasien tidak tertolong," kata Lasdo. 

 

Selain itu dari serangkaian pemeriksaan yang dilakukan oleh tim medis, ternyata Sarmili dinyatakan positif COVID-19. 

 

"Iya, almarhum dinyatakan meninggal karena COVID-19. Karena hasil pemeriksaan menunjukkan positif. Kita tidak bisa detail menyampaikan, tapi yang jelas hasil rontgen-nya sudah buruk, kemudian jantungnya

AYO! TANGERANG CERDAS
Banten Jadi Provinsi dengan Mahasiswa Aktif Terbanyak, Tembus 1,6 Juta

Banten Jadi Provinsi dengan Mahasiswa Aktif Terbanyak, Tembus 1,6 Juta

Minggu, 20 Juli 2025 | 11:19

Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), Banten menjadi provinsi dengan jumlah mahasiswa aktif terbanyak di Indonesia, yakni sebanyak 1.687.634 mahasiswa per tahun 2024.

BISNIS
Ide Bisnis Kuliner UMKM Laris Manis di Musim Hujan

Ide Bisnis Kuliner UMKM Laris Manis di Musim Hujan

Senin, 15 September 2025 | 16:06

Musim hujan seringkali membuat orang malas keluar rumah. Kondisi ini justru bisa dimanfaatkan sebagai peluang bisnis kuliner, terutama untuk makanan yang identik dengan suasana hangat dan kenyamanan.

KOTA TANGERANG
Bekas Galian Pipa Perumda TB Kota Tangerang Ganggu Lalu Lintas di Cibodas

Bekas Galian Pipa Perumda TB Kota Tangerang Ganggu Lalu Lintas di Cibodas

Senin, 15 September 2025 | 16:32

Bekas proyek galian pipa milik Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Tirta Benteng (TB) Kota Tangerang di Gatot Subroto, Kelurahan Cibodas, Kecamatan Cibodas, kota Tangerang, dikeluhkan pengguna jalan.

TEKNO
Cara Membuat Miniatur AI Diri Sendiri yang Bisa Bergerak, Ini Prompt-nya

Cara Membuat Miniatur AI Diri Sendiri yang Bisa Bergerak, Ini Prompt-nya

Rabu, 10 September 2025 | 10:28

Fenomena miniatur AI tengah ramai di media sosial seperti TikTok dan Instagram. Banyak pengguna menampilkan sosok mereka dalam bentuk action figure miniatur, seolah-olah benar-benar memiliki mainan tersebut.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill