Connect With Us

Ternyata Remaja Lebih Rentan Kena Saraf Kejepit, Ini Sebabnya

Rangga Agung Zuliansyah | Sabtu, 26 Juli 2025 | 21:50

dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine, Spesialis Orthopedi Tulang Belakang Eka Hospital BSD. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

TANGERANGNEWS.com-Banyak yang menganggap saraf terjepit sebagai penyakit orang tua. Namun ternyata, masalah ini lebih banyak dialami anak muda bahkan usia remaja.  Kira-kira, apa yang menyebabkan jumlah kondisi ini justru meningkat pada usia muda?

 

Apa itu Saraf Kejepit?

dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine, Spesialis Orthopedi Tulang Belakang Eka Hospital BSD menjelaskan saraf kejepit adalah suatu istilah untuk menggambarkan saraf yang terimpit dengan jaringan lunak lain, seperti diskus atau ligamen atau otot yang meradang dan bengkak.

"Penekanan saraf ini bisa menyebabkan rasa sakit pada bagian yang terdampak. Walau dapat terjadi di bagian tubuh mana pun, saraf kejepit lebih umum terjadi di area saraf tulang belakang, leher, atau pergelangan tangan," jelasnya, Sabtu 26 Juli 2025.

 

Siapa Saja yang Dapat Mengalami Saraf Terjepit?

Menurut dr. Asrafi Rizki siapa pun dapat mengalami saraf terjepit. Namun, orang yang berada di usia 25 tahun ke atas cenderung lebih umum mengalaminya. Sebab, pada usia ini mereka akan mulai memiliki kebiasaan duduk lama karena bekerja.

Postur dan kebiasaan yang tidak ergonomis inilah yang menyebabkan kelompok usia ini lebih rentan mengalami saraf kejepit.

"Meski demikian, kasus saraf kejepit pada remaja juga mengalami peningkatan. Terutama saraf terjepit di area lumbar (tulang belakang bagian bawah), yang menyebabkan sakit punggung bagian bawah," jelasnya.

Jurnal Frontiers in Surgery mencatat setidaknya terdapat kenaikan kasus saraf kejepit sebanyak 6,8% pada anak berusia di bawah 21 tahun.

 

Penyebab Saraf Terjepit Pada Remaja

Saraf terjepit terjadi ketika saraf tertekan oleh jaringan lunak atau bahkan tulang di sekitarnya. Jaringan yang menjepit saraf ini dapat berupa ligamen, otot, bantalan atau diskus tulang belakang, hingga pengapuran tulang.

Pada anak remaja, beberapa faktor yang dapat menyebabkan risiko saraf terjepit meningkat, antara lain:

● Memiliki kelebihan berat badan alias obesitas 

● Posisi duduk yang tidak ergonomis 

● Duduk terlalu lama

● Kebiasaan menggunakan gadget yang buruk

● Olahraga secara berlebihan

● Trauma atau kecelakaan

● Riwayat dalam keluarga

"Memang kasus saraf kejepit pada remaja itu dianggap tidak umum terjadi. Tapi kebiasaan saat ini yang mendorong peningkatan kasus. Mulai dari duduk dengan postur yang bungkuk, malas bergerak, sering rebahan, sehingga tubuh tidak memiliki ada massa otot yang kuat," kata dr. Asrafi Rizki.

 

Gejala Saraf Terjepit Pada Remaja

Baik pada remaja ataupun orang dewasa, cenderung tidak terdapat perbedaan gejala yang signifikan. Gejalanya bisa jadi beda-beda tergantung dari area yang mengalami jepitan saraf.

Berikut ini beberapa gejala saraf terjepit yang perlu orang tua waspadai:

● Kesemutan

● Rasa sakit yang menjalar ke bagian lain yang terdekat

● Sensasi panas terbakar

● Sensasi tajam seperti tersetrum

● Mati rasa

● Kelemahan area kaki atau tangan tergantung saraf yang terdampak

"Biasanya tanda-tanda awal sakit pingang, tapi belum tentu saraf kejepit. Tapi kalau sakitnya lebih dari 2 minggu harus diwaspadai. Munculnya gejala akan membantu dokter menentukan di area mana saraf terjepit," terang dr. Asrafi Rizki.

 

Dampak Saraf Terjepit yang Tidak Ditangani

Umumnya, saraf terjepit yang ringan dapat membaik dengan sendirinya dengan berbagai teknik konservatif, seperti fisioterapi, peregangan, memperkuat otot, dan beristirahat.

Namun, jika kebiasaan buruk tetap berjalan dan tidak ditangani dengan serius, ada beberapa dampak yang dapat terjadi, seperti:

● Mati rasa atau kelumpuhan anggota geraj, seperti kaki dan tangan

● Sulit mengendalikan buang air kecil atau buang air besar

● Kehilangan sensasi di area kelamin

 

Penangan Saraf Terjepit pada Remaja

dr. Asrafi Rizki mengatakan untuk saraf terjepit ringan, mungkin tidak membutuhkan pengobatan khusus. Pengobatan konservatif dapat membantu meringankan gejalanya.

Meski demikian, pemantauan berkala tetap dibutuhkan untuk memastikan kondisinya tidak bertambah buruk.

"Sementara itu, untuk saraf terjepit berat pada remaja, operasi jadi salah satu opsi terbaik. Terutama jika berbagai metode konservatif tidak berhasil meredakan gejala yang dirasakan," ujarnya.

Operasi minimal invasif adalah metode yang paling direkomendasikan mengingat keunggulannya dalam waktu pemulihan yang lebih cepat dan risiko yang lebih ringan. Sebab, hal ini sangat penting bagi pertumbuhan anak remaja.

Metode BESS (Biportal Endoscopic Spine Surgery) adalah metode ultra-minimal invasif dengan menggunakan dua sayatan kecil (sekitar 0,5-0,8 cm) untuk mengatasi masalah tulang belakang dengan tingkat presisi yang cukup tinggi.

"Sifatnya yang ultra-minimal invasif inilah yang menjadi salah satu pilihan terbaik dokter dalam mengatasi masalah saraf terjepit, khususnya di area lumbar atau ruas tulang belakang lainnya," katanya.

 

Keunggulan Metode BESS untuk Mengatasi Saraf Terjepit pada Remaja

Metode BESS untuk mengatasi masalah saraf terjepit di tulang belakang pada remaja memiliki keunggulan dibandingkan endoskopi biasa.

"Ini karena metode BESS menggunakan dua sayatan sehingga memungkinkan dokter lebih leluasa dalam menggunakan instrumen bedah, dibandingkan endoskopi biasa yang hanya menggunakan satu sayatan," ungkap dr. Asrafi Rizki.

Beberapa keunggulan metode BESS lainnya, antara lain:

● Bekas luka sayatan yang lebih kecil

● Kerusakan jaringan lebih sedikit

● Proses pemulihan yang lebih cepat

● Rasa sakit pasca-operasi lebih ringan

● Lebih cepat kembali ke aktivitas normal

● Risiko komplikasi lebih rendah

● Risiko infeksi lebih rendah karena proses irigasi yang terus dilakukan selama prosedur

 

Menentukan metode yang tepat untuk mengatasi masalah saraf terjepit pada remaja memerlukan pemeriksaan menyeluruh. Sebab, ini semua akan bergantung seberapa parah gejala yang muncul dan seberapa berat jepitan saraf yang terjadi.

"Untuk itu, Anda perlu berkonsultasi dulu dengan dokter secara intensif untuk mengetahui opsi apa saja yang tersedia untuk kondisi anak Anda," kata dr. Asrafi Rizki.

TANGSEL
Puslabfor Mabes Polri Segera Beberkan Penyebab Ledakan yang Lukai 7 Orang di Pamulang

Puslabfor Mabes Polri Segera Beberkan Penyebab Ledakan yang Lukai 7 Orang di Pamulang

Minggu, 14 September 2025 | 20:38

Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri memastikan bahwa hasil penyelidikan insiden ledakan di Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), akan segera diumumkan dalam waktu dekat.

AYO! TANGERANG CERDAS
Banten Jadi Provinsi dengan Mahasiswa Aktif Terbanyak, Tembus 1,6 Juta

Banten Jadi Provinsi dengan Mahasiswa Aktif Terbanyak, Tembus 1,6 Juta

Minggu, 20 Juli 2025 | 11:19

Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), Banten menjadi provinsi dengan jumlah mahasiswa aktif terbanyak di Indonesia, yakni sebanyak 1.687.634 mahasiswa per tahun 2024.

BANDARA
Tarif Kereta Bandara Soekarno-Hatta Diskon Rp17 Ribu Sampai 30 September, Ini Rinciannya

Tarif Kereta Bandara Soekarno-Hatta Diskon Rp17 Ribu Sampai 30 September, Ini Rinciannya

Minggu, 14 September 2025 | 21:11

Dalam rangka ulang tahun Commuterline yang ke-17, KAI Commuter memberikan diskon sampai Rp17.000 untuk semua relasi perjalanan menuju maupun dari Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang.

NASIONAL
Tak Cukup dengan Iklan, Inilah Jurus Media Lokal Bertahan di Era Disrupsi Digital

Tak Cukup dengan Iklan, Inilah Jurus Media Lokal Bertahan di Era Disrupsi Digital

Sabtu, 13 September 2025 | 09:52

Industri media tengah berada pada persimpangan jalan. Ketergantungan pada iklan sebagai sumber utama pendapatan tidak lagi mencukupi untuk menopang biaya produksi jurnalistik.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill