Gaduh Pemisahan Pemilu Nasional dan Daerah!
Jumat, 25 Juli 2025 | 20:07
Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 135/PUU-XXII/2024 terkait pemisahan Pemilu Nasional dan Lokal menimbulkan friksi pemaknaan putusan yang sudah di keluarkan oleh MK.
TANGERANGNEWS.com-Banyak yang menganggap saraf terjepit sebagai penyakit orang tua. Namun ternyata, masalah ini lebih banyak dialami anak muda bahkan usia remaja. Kira-kira, apa yang menyebabkan jumlah kondisi ini justru meningkat pada usia muda?
Apa itu Saraf Kejepit?
dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine, Spesialis Orthopedi Tulang Belakang Eka Hospital BSD menjelaskan saraf kejepit adalah suatu istilah untuk menggambarkan saraf yang terimpit dengan jaringan lunak lain, seperti diskus atau ligamen atau otot yang meradang dan bengkak.
"Penekanan saraf ini bisa menyebabkan rasa sakit pada bagian yang terdampak. Walau dapat terjadi di bagian tubuh mana pun, saraf kejepit lebih umum terjadi di area saraf tulang belakang, leher, atau pergelangan tangan," jelasnya, Sabtu 26 Juli 2025.
Siapa Saja yang Dapat Mengalami Saraf Terjepit?
Menurut dr. Asrafi Rizki siapa pun dapat mengalami saraf terjepit. Namun, orang yang berada di usia 25 tahun ke atas cenderung lebih umum mengalaminya. Sebab, pada usia ini mereka akan mulai memiliki kebiasaan duduk lama karena bekerja.
Postur dan kebiasaan yang tidak ergonomis inilah yang menyebabkan kelompok usia ini lebih rentan mengalami saraf kejepit.
"Meski demikian, kasus saraf kejepit pada remaja juga mengalami peningkatan. Terutama saraf terjepit di area lumbar (tulang belakang bagian bawah), yang menyebabkan sakit punggung bagian bawah," jelasnya.
Jurnal Frontiers in Surgery mencatat setidaknya terdapat kenaikan kasus saraf kejepit sebanyak 6,8% pada anak berusia di bawah 21 tahun.
Penyebab Saraf Terjepit Pada Remaja
Saraf terjepit terjadi ketika saraf tertekan oleh jaringan lunak atau bahkan tulang di sekitarnya. Jaringan yang menjepit saraf ini dapat berupa ligamen, otot, bantalan atau diskus tulang belakang, hingga pengapuran tulang.
Pada anak remaja, beberapa faktor yang dapat menyebabkan risiko saraf terjepit meningkat, antara lain:
● Memiliki kelebihan berat badan alias obesitas
● Posisi duduk yang tidak ergonomis
● Duduk terlalu lama
● Kebiasaan menggunakan gadget yang buruk
● Olahraga secara berlebihan
● Trauma atau kecelakaan
● Riwayat dalam keluarga
"Memang kasus saraf kejepit pada remaja itu dianggap tidak umum terjadi. Tapi kebiasaan saat ini yang mendorong peningkatan kasus. Mulai dari duduk dengan postur yang bungkuk, malas bergerak, sering rebahan, sehingga tubuh tidak memiliki ada massa otot yang kuat," kata dr. Asrafi Rizki.
Gejala Saraf Terjepit Pada Remaja
Baik pada remaja ataupun orang dewasa, cenderung tidak terdapat perbedaan gejala yang signifikan. Gejalanya bisa jadi beda-beda tergantung dari area yang mengalami jepitan saraf.
Berikut ini beberapa gejala saraf terjepit yang perlu orang tua waspadai:
● Kesemutan
● Rasa sakit yang menjalar ke bagian lain yang terdekat
● Sensasi panas terbakar
● Sensasi tajam seperti tersetrum
● Mati rasa
● Kelemahan area kaki atau tangan tergantung saraf yang terdampak
"Biasanya tanda-tanda awal sakit pingang, tapi belum tentu saraf kejepit. Tapi kalau sakitnya lebih dari 2 minggu harus diwaspadai. Munculnya gejala akan membantu dokter menentukan di area mana saraf terjepit," terang dr. Asrafi Rizki.
Dampak Saraf Terjepit yang Tidak Ditangani
Umumnya, saraf terjepit yang ringan dapat membaik dengan sendirinya dengan berbagai teknik konservatif, seperti fisioterapi, peregangan, memperkuat otot, dan beristirahat.
Namun, jika kebiasaan buruk tetap berjalan dan tidak ditangani dengan serius, ada beberapa dampak yang dapat terjadi, seperti:
● Mati rasa atau kelumpuhan anggota geraj, seperti kaki dan tangan
● Sulit mengendalikan buang air kecil atau buang air besar
● Kehilangan sensasi di area kelamin
Penangan Saraf Terjepit pada Remaja
dr. Asrafi Rizki mengatakan untuk saraf terjepit ringan, mungkin tidak membutuhkan pengobatan khusus. Pengobatan konservatif dapat membantu meringankan gejalanya.
Meski demikian, pemantauan berkala tetap dibutuhkan untuk memastikan kondisinya tidak bertambah buruk.
"Sementara itu, untuk saraf terjepit berat pada remaja, operasi jadi salah satu opsi terbaik. Terutama jika berbagai metode konservatif tidak berhasil meredakan gejala yang dirasakan," ujarnya.
Operasi minimal invasif adalah metode yang paling direkomendasikan mengingat keunggulannya dalam waktu pemulihan yang lebih cepat dan risiko yang lebih ringan. Sebab, hal ini sangat penting bagi pertumbuhan anak remaja.
Metode BESS (Biportal Endoscopic Spine Surgery) adalah metode ultra-minimal invasif dengan menggunakan dua sayatan kecil (sekitar 0,5-0,8 cm) untuk mengatasi masalah tulang belakang dengan tingkat presisi yang cukup tinggi.
"Sifatnya yang ultra-minimal invasif inilah yang menjadi salah satu pilihan terbaik dokter dalam mengatasi masalah saraf terjepit, khususnya di area lumbar atau ruas tulang belakang lainnya," katanya.
Keunggulan Metode BESS untuk Mengatasi Saraf Terjepit pada Remaja
Metode BESS untuk mengatasi masalah saraf terjepit di tulang belakang pada remaja memiliki keunggulan dibandingkan endoskopi biasa.
"Ini karena metode BESS menggunakan dua sayatan sehingga memungkinkan dokter lebih leluasa dalam menggunakan instrumen bedah, dibandingkan endoskopi biasa yang hanya menggunakan satu sayatan," ungkap dr. Asrafi Rizki.
Beberapa keunggulan metode BESS lainnya, antara lain:
● Bekas luka sayatan yang lebih kecil
● Kerusakan jaringan lebih sedikit
● Proses pemulihan yang lebih cepat
● Rasa sakit pasca-operasi lebih ringan
● Lebih cepat kembali ke aktivitas normal
● Risiko komplikasi lebih rendah
● Risiko infeksi lebih rendah karena proses irigasi yang terus dilakukan selama prosedur
Menentukan metode yang tepat untuk mengatasi masalah saraf terjepit pada remaja memerlukan pemeriksaan menyeluruh. Sebab, ini semua akan bergantung seberapa parah gejala yang muncul dan seberapa berat jepitan saraf yang terjadi.
"Untuk itu, Anda perlu berkonsultasi dulu dengan dokter secara intensif untuk mengetahui opsi apa saja yang tersedia untuk kondisi anak Anda," kata dr. Asrafi Rizki.
Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 135/PUU-XXII/2024 terkait pemisahan Pemilu Nasional dan Lokal menimbulkan friksi pemaknaan putusan yang sudah di keluarkan oleh MK.
Berbekal pengalaman panjang di industri hiburan sebagai manajer artis, Firmansyah kini menapaki dunia bisnis dengan membawa cita rasa kampung halamannya ke Kota Tangerang.
Komunitas pengguna Mitsubishi Xpander yang tergabung dalam Xpander Mitsubishi Owner Club (XMOC) Tangerang Raya memasuki babak baru.