Connect With Us

Menghilangkan Islamofobia dengan Dakwah

Rangga Agung Zuliansyah | Selasa, 15 Agustus 2023 | 15:39

Hanifa Ulfa Safarini S.Pd. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

Oleh: Hanifa Ulfa Safarini S.Pd.

 

TANGERANGNEWS.com-Apa itu Islamofobia. Fobia itu sendiri adalah ketakutan berlebihan yang tak masuk akal akan sesuatu bisa ditandai dengan adanya keinginan untuk menjauhi yang ditakuti itu, walaupun sebenarnya yang ditakutinya itu tidak bisa jadi tidak semenyeramkan yang ia pikirkan. Ketakutan tak masuk akal ini bahkan bisa menghinggapi seseorang terhadap ajaran Islam, yang sebenarnya adalah sebuah sistem dan ajaran mulia. Nah inilah yang disebut dengan Islamofobia.

Padahal, tidak ada yang salah dengan Islam. Islam hanya difitnah sebagai ajaran yang menakutkan dengan cara memfitnah bahwa Islam itu kejam lah, suka kekerasan lah, belum lagi memfitnah baginda Rasulullah dengan tuduhan-tuduhan keji tak berdasar. Tak lain untuk membuat masyarakat semakin membenci dan menjauhi ajaran Islam. 

Jika Islamofobia dibiarkan terus terjadi maka kebencian ini lama kelamaan bisa berubah menjadi sebuah ancaman menakutkan seperti yang terjadi baru-baru ini di Denmark, dimana seoranh anti-Islam Denmark membakar Al-Qur'an 3 Hari berturut-turut, seperti dikutip dalam berita CNBC Indonesia - Salinan kitab suci umat Islam, Al-Qur'an kembali dibakar. Pelakunya adalah seorang wanita Swedia kelahiran Iran.

Swedia memang menjadi salah satu tempat marak pembakaran Al-Qur'an. Pembakaran Al-Qur'an ini terjadi untuk ketiga kalinya oleh imigran asal Irak, Salwan Momika, pada tanggal 30 Juli 2023. Naudzubillah min zalik para kelompok pembenci Islam ini bahkan sampai berani membakar kitab suci umat Islam namun tak ada sanksi tegas terhadap mereka. Wajar saja mereka tidak akan menindak tegas pelaku pembakaran Al-Quran ini karena mereka memang bukan negeri Islam.

Miris memang kejadian seperti ini seperti tidak pernah ada habisnya, bayangkan ini sudah kejadian yang ketiga kalinya. Mereka lancang sekali main membakar Al-Quran, padahal Al-Quran itu sendiri adalah kitab sucinya seluruh umat Islam, isinya adalah pedoman untuk hidup kita. 

Seakan-akan diperlakukan seperti kertas bacaan biasa. Kita sebagai umat Islam tidak boleh hanya berdiam diri melihat perlakuan semena-mena mereka terhadap kitab suci kita. Kita wajib marah.

Karena memang seperti pada firman Allah swt. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS. Ali Imran[3]: 118)

Itulah mengapa kita tidak bisa terus bergantung dalam sistem yang ada sekarang karena memang bukan berasa dari Islam. Maka tidak ada perlindungan yang hakiki untuk Islam selain dari Islam iti sendiri. Mau sampai kapan umat Islam tidak punya kekuatan dan terus dipandang lemah di mata dunia. 

Umat harus menyadari bahwa penyelesaian dari semua permasalahan yang ada adalah dengan menerapkan hukum Islam. Saat itulah seluruh manusia akan merasakan perlindungan yang hakiki. Kehormatan Islam juga akan terjaga. 

Harus menjadi renungan untuk seluruh kaum muslimin bahwa Islamofobia yang melanda orang-orang ini bisa disembuhkan dengan Islam melalui dakwah pemikiran yang konsisten dan mendalam agar manusia dapat berpikir jernih dalam memandang Islam. Dakwah Islam adalah mengajak manusia untuk melihat Islam secara menyeluruh melalui proses berpikir yang mendalam dan jernih, mengubah dari sisi perasaan dan pemikirannya dari yang kotor menjadi kembali bersih.

Hanya khilafah yang mampu menghentikan Islamofobia bahkan semua problematika hidup sampai keakar permasalahannya. Kebijakan yang ditetapkan negara akan memberantas tuntas mereka yang melecehkan Islam. Mereka akan dikenakan sanksi yang tegas. Jadi mereka akan takut untuk mengulangi perbuatan buruknya.

Masih banyak yang belum tersentuh oleh dakwah Islam. Karena itu kita harus senantiasa berjuang di jalan dakwah Islam ini, sampai mereka yang memusuhi Islam menyadari kesalahannya. Semoga dengan dakwah, masyarakat segera sembuh dari gangguan kejiwaan Islamofobia. 

Dalam surat Ar-Rad Ayat 11 pun Allah jelas menyatakan bahwa Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai mereka yang bergerak merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Jadi apabila kita ingin Islamophobia dan semua masalah yang ada tidak terjadi lagi di muka bumi maka kita harus mengusahakannya bersama-sama. Jadi kita harus terus bersemangat dan pantang menyerah dalam berdakwah di jalan Islam ini. 

Wallahu a'lam bishawab.

TOKOH
Kabar Duka, Ketua KONI Banten Edi Ariadi Meninggal Dunia di RS Siloam Karawaci

Kabar Duka, Ketua KONI Banten Edi Ariadi Meninggal Dunia di RS Siloam Karawaci

Senin, 8 September 2025 | 08:52

Kabar duka datang dari keluarga besar Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Banten. Ketua Umum KONI Banten, Edi Ariadi, yang juga mantan Wali Kota Cilegon periode 2016-2021, meninggal dunia pada Senin, 8 September 2025, pagi.

PROPERTI
Stok Terbatas, Beli Rumah di Summarecon Expo Dapat Diskon 30% hingga Mobil Listrik BYD

Stok Terbatas, Beli Rumah di Summarecon Expo Dapat Diskon 30% hingga Mobil Listrik BYD

Jumat, 12 September 2025 | 20:31

Summarecon kembali menggelar event tahunan Summarecon Expo. Kali ini event yang bertepatan dengan peringatan HUT ke-50 Summarecon, menawarkan diskon sampai 30% hingga hadiah undian mobil listrik BYD.

HIBURAN
Festival Maulid Nusantara II di Kota Tangerang Bakal Hadir Lebih Meriah September Ini, Catat Jadwalnya 

Festival Maulid Nusantara II di Kota Tangerang Bakal Hadir Lebih Meriah September Ini, Catat Jadwalnya 

Sabtu, 13 September 2025 | 13:52

Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang bersama Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Tangerang kembali menghadirkan Festival Maulid Nusantara II untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad 1446 Hijriah.

OPINI
Partisipasi Politik Generasi Muda: Menentukan Arah Demokrasi Kontemporer

Partisipasi Politik Generasi Muda: Menentukan Arah Demokrasi Kontemporer

Kamis, 11 September 2025 | 14:33

Bukan rahasia lagi, generasi muda adalah kelompok terbesar dalam populasi pemilih di banyak negara, termasuk Indonesia. Namun, fakta di lapangan sering kali menunjukkan sebaliknya: sebagian dari mereka memilih diam, acuh

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill