Connect With Us

Memeriksakan Diri ke RSUD Kabupaten Tangerang

Mohamad Romli | Sabtu, 28 Maret 2020 | 11:39

RSUD Kabupaten Tangerang. (tangerangkab.id / tangerangkab.id)

 

Minggu (15/3/2020) malam, Panji kemudian bergegas ke RSUD Kabupaten Tangerang. Ia yang ingin segera mendapatkan penanganan pihak dokter dan paramedis harus menelan kekecewaan. Karena, awalnya ia mengira, sebagai rumah sakit rujukan Corona, dokter jaga khusus keluhan COVID-19 di RS milik Pemerintah itu siaga 24 jam, namun nyatanya tidak.

 

"Sekitar pukul 20.00 WIb, saya tiba di RSUD Kabupaten Tangerang. Saya meminta informasi ruang layanan bagi penderita gejala COVID-19 kepada petugas keamanan (Satpam) rumah sakit sambil menunjukkan kartu kuning (kartu yang dikeluarkan Kemenkes bagi orang yang berpergian ke negara yang terjangkit COVID-19). Oleh Satpam tersebut, saya diarahkan agar langsung ke ruang IGD. Di ruang IGD saya pun menyampaikan keluhan yang dialami kepada perawat pria yang sedang berjaga," katanya.

 

"Saya diminta duduk di depan meja registrasi sambil dirinya berkonsultasi ke petugas kesehatan lainnya. 

Dalam suasana hati yang tidak nyaman akibat dihantui COVID-19, suasana di ruang IGD itu membuat saya semakin tidak nyaman oleh suara isak tangis keluarga pasien yang meninggal dunia," sambungnya.

 

Sekitar 30 menit duduk menunggu di meja petugas IGD. Panji pun kemudian diarahkan ke ruang observasi di samping ruang IGD. Di ruang tersebut, ia dengan kondisi badan lemas, pusing dan meriang ini pun diminta berbaring di ranjang sambil menunggu pemeriksaan dari dokter. 

 

"Hampir dua jam saya menunggu, namun tak kunjung datang dokter untuk memeriksa keluhan yang saya alami. Saya pun kemudian keluar dan bertanya kepada Satpam yang berjaga, apakah dokter masih lama untuk datang memeriksa saya," katanya.

 

Panji pun merasa terkejut, saat Satpam menjawab jika saat ini hanya ada dokter jaga dan ia diminta kembali keesokan harinya ke Gedung MCU (Medical Checkup) yang terletak sekitar beberapa ratus meter dari bangunan utama RSUD Tangerang ini. 

 

"Merasa tak pasti, saya pun memutuskan pulang dan mengambil KTP yang sempat diminta untuk pendataan," ucapnya.

 

Panji yang ditemani kerabatnya kemudian menuju RS OMNI Alam Sutra untuk memeriksakan diri. Tiba di RS OMNI, ia langsung menyampaikan keluhan ke petugas jaga di ruang emergency dengan menunjukkan kartu kuning dari Kemenkes yang dibawanya.

 

"Namun, diluar dugaan petugas kesehatan yang berjaga yang didampingi oleh dokter jaga menyampaikan bahwa pihak RS OMNI tidak bisa memeriksa saya lantaran saya diduga (suspect) Corona, disertai alasan bahwa pihak RS tak memiliki fasilitas kamar isolasi dan bukan merupakan RS rujukan yang ditunjuk pemerintah," katanya.

 

Saat itu, waktu menunjukkan pukul 23.30 WIB. Panji masih berusaha untuk memastikan kondisi kesehatannya. Kemudian ia menuju ke RS Eka Hospital BSD untuk memeriksakan diri. 

 

"Belajar dari pengalaman dua RS sebelumnya, saya pun datang menyampaikan keluhan tanpa menunjukkan kartu kuning yang dibawa. Ternyata dengan cara ini, di RS Eka Hospital saya diterima, dan dimasukkan ke ruang IGD untuk dilakukan pemeriksaan," ujarnya.

 

Kemudian, oleh dokter yang memeriksa ia ditanya keluhan dan apakah ada riwayat perjalanan ke luar negeri baru-baru ini. Panji pun menjawab jujur bahwa ia ke Kuala Lumpur akhir Februari lalu. Kemudian, ia dipindahkan ke ruang khusus  tersendiri yang terpisah dengan pasien di ruang IGD lainnya. 

 

"Di ruangan itu, saya diambil sampel darah dan dilakukan rontgen. Sekitar pukul 01.00 WIB setelah usai semua tes dilakukan, saya pun meminta agar dilakukan rawat inap di RS tersebut agar bisa dilakukan pengobatan menyeluruh. Namun, dokter menjawab pihaknya tidak bisa merawat saya karena saya berstatus suspect/ODP Corona , dan menyebut bahwa RS Eka Hospital bukanlah RS Rujukan," terangnya.

 

Sekitar pukul 04.00 hasil tes darah dan rontgen pun keluar. Dinyatakan oleh perawat jika sel darah putih (Leukosit) panji di atas batas normal atau dalam artian tubuh sedang melawan infeksi (Bakteri atau Virus).

 

"Saya pun kemudian pulang, berbekal obat yang diberikan saya pun optimis akan merasa baikan," imbuhnya.

 

Obat-obatan dari rumah sakit tersebut ia konsumsi sesuai dosis. Namun, kondisi kesehatannya tak kunjung membaik. Bahkan, demam dan sesak nafas yang dialaminya semakin akut. Panji pun merasa was-was.

 

Akhirnya, Senin, 16 Maret 2020, ia pun memutuskan memeriksakan diri ke salah satu dokter spesialis langganan saya di RS OMNI. 

 

"Mengetahui gejala dan riwayat perjalanan yang saya miliki dokter pun dengan tegas meminta agar saya langsung rujuk mandiri ke RSPI Sulianti Saroso sebagai RS rujukan pemerintah untuk pasien Corona," pungkasnya.

(Bersambung)

Berlanjut : Cerita Pasien Suspect Corona Asal Tangsel 9 Hari Dirawat di RSPI Jakarta

KAB. TANGERANG
Segera Disalurkan, Pemkab Tangerang Cek Kualitas Beras Bulog untuk 131.857 BPB

Segera Disalurkan, Pemkab Tangerang Cek Kualitas Beras Bulog untuk 131.857 BPB

Kamis, 3 Juli 2025 | 20:59

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang bersama Perum Bulog Cabang Tangerang melakukan pengecekan kualitas dan kuantitas beras bantuan pangan alokasi Juni-Juli 2025.

BANDARA
Polisi Tangkap 11 Penyalur Pekerja Migran Ilegal di Bandara Soetta, Korbannya 340 Orang

Polisi Tangkap 11 Penyalur Pekerja Migran Ilegal di Bandara Soetta, Korbannya 340 Orang

Kamis, 3 Juli 2025 | 19:52

Polisi Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) mengamankan 11 orang tersangka dugaan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), yang menyalurkan pekerja migran Indonesia secara non prosedural atau ilegal.

WISATA
Hadir Lagi, Ada Wahana VR 5D Kisah Nabi dan Rasul di Festival Al-A'zhom 2025

Hadir Lagi, Ada Wahana VR 5D Kisah Nabi dan Rasul di Festival Al-A'zhom 2025

Kamis, 3 Juli 2025 | 10:10

Wahana Virtual Reality 5D Kisah Nabi dan Rasul kembali memeriahkan perhelatan Festival Al-A’zhom ke-12, yang sudah berlangsung sejak 26 Juni hingga 6 Juli 2025, mendatang.

MANCANEGARA
Sejumlah WNI dari Iran Tiba di Tanah Air, Ceritakan Kondisi Perang

Sejumlah WNI dari Iran Tiba di Tanah Air, Ceritakan Kondisi Perang

Rabu, 25 Juni 2025 | 15:32

Belasan Warga Negara Indonesia (WNI) yang bertempat tinggal di Negara Iran telah dievakuasi ke Indonesia.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill