TANGERANGNEWS.com- Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat untuk meningkatkan belanja hingga akhir tahun ini guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai lebih dari 5% pada 2024.
Manajer Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Farisan Aufar menjelaskan, hal ini dikarenakan konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama dalam mendorong ekonomi nasional.
"Jadi kami harap teman-teman lebih banyak spending (belanja) karena spending (belanja) is helping (membantu) di ekonomi," kata Farisan dalam YouTube Bank Indonesia, dikutip dari Bloombergtechnoz, pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Meski demikian, Farisan masih optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi akan semakin baik. Terlebih, dukungan kebijakan moneter dari BI dan kebijakan fiskal dari pemerintah diyakini akan memperkuat pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Namun, BI juga mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap dampak konflik global yang dapat mempengaruhi ekonomi domestik.
Lebih lanjut, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 berada di kisaran 4,7% hingga 5,5%. Ini merupakan angka yang cukup baik jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan regional.
Selain itu, inflasi Indonesia juga relatif rendah, yaitu sekitar 3%, yang dianggap jauh lebih baik dibandingkan beberapa negara maju lainnya.
Farisan juga menyebut bahwa inflasi inti, yang mencerminkan daya beli masyarakat, tetap stabil di angka 1,95% pada Juli 2024. Namun, inflasi pangan sempat meningkat akibat faktor cuaca dan musim, terutama di akhir tahun ketika musim penghujan karena kerap kali mempengaruhi hasil panen.
"Jadi misalnya ada gagal panen atau misalnya ada kendala-kendala lain yang tidak bisa teratasi dengan baiklah," ungkapnya.
Tips Belanja Hemat
Kendati BI mendorong masyarakat untuk lebih banyak berbelanja, perlu diketahui agar masyarakat tetap bijak dalam mengatur keuangan.
Berikut beberapa tips hemat dalam berbelanja yang bisa diikuti agar tetap produktif tanpa boros.
1. Siapkan Anggaran Belanja
Membuat anggaran belanja bulanan dari bulan sebelumnya akan sangat membantu dalam mengontrol pengeluaran. Pisahkan kebutuhan primer, sekunder, dan tersier agar alokasi dana lebih terencana.
2. Prioritaskan Kebutuhan Utama
Fokus pada kebutuhan primer seperti makanan, transportasi, dan biaya pendidikan. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan primer terlebih dahulu sebelum memikirkan pengeluaran untuk hiburan atau barang-barang mewah.
3. Gunakan Rumus Anggaran
Terapkan rumus sederhana 50-30-10-10, di mana 50% penghasilan dialokasikan untuk biaya hidup, 30% untuk cicilan, 10% untuk tabungan atau investasi, dan 10% untuk dana sosial.
4. Hindari Belanja Impulsif
Terkadang, diskon besar atau promo menggoda kita untuk membeli barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Selalu ingat untuk berbelanja sesuai kebutuhan, bukan karena keinginan atau tren.
5. Cari Alternatif yang Lebih Murah
Jika harga bahan pokok seperti daging sapi sedang naik, pertimbangkan membeli bahan alternatif yang lebih murah, seperti daging ayam atau ikan, yang tetap dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
6. Manfaatkan Bonus untuk Menabung atau Investasi
Alih-alih menghabiskan bonus atau pendapatan tambahan untuk hal-hal konsumtif, manfaatkan kesempatan ini untuk menabung atau berinvestasi, misalnya dalam bentuk emas atau deposito yang aman dan likuid.
Sesuai arahan BI, belanja memang dapat membantu perekonomian, tetapi yang terpenting adalah tetap bijaksana dalam mengelola keuangan.