Connect With Us

Budaya Korupsi di Tengah Efisiensi Anggaran

Rangga Agung Zuliansyah | Kamis, 17 Juli 2025 | 16:59

Fajrina Laeli S.M, Aktivis Muslimah. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

‎Oleh: Fajrina Laeli, S.M., Aktivis Muslimah

‎TANGERANGNEWS.com-Korupsi lagi, korupsi lagi. Seolah menjadi hobi dan budaya, korupsi terus saja dipelihara di negeri tercinta. Negara subur nan kaya menjadi sia-sia karena ulah penguasa dan aparat negara. Korupsi lagi, korupsi lagi. Terlalu banyak contohnya, terlalu banyak kasusnya. Kali ini terjadi pada dugaan kasus korupsi electronic data capture (EDC) di PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang berlangsung pada periode 2020 hingga 2024 (Infopublik.id, 14/7/2025).

‎Sebagai informasi, mesin EDC merupakan perangkat penting yang biasa digunakan untuk memproses transaksi kartu debit maupun kredit di berbagai sektor perbankan.

‎Kasus ini menyeret nama-nama penting dari internal BRI dan dua perusahaan swasta yang diduga kuat terlibat dalam proyek bernilai triliunan rupiah tersebut. Penyidik KPK menemukan praktik manipulatif sejak tahap perencanaan hingga eksekusi proyek.

‎Kasus lama belum usai, kasus baru sudah menyusul. Para penguasa sibuk menggaungkan efisiensi anggaran, ironisnya mereka jugalah yang mengeruk anggaran itu demi menggemukkan rekening pribadi.

‎Beralih ke wilayah Jawa Timur, mencuat dugaan korupsi dana hibah kelompok masyarakat (pokmas). Skandal ini semakin terbongkar sejak 12 Juli 2024 dan KPK secara resmi telah menetapkan 21 orang tersangka. Sudah setahun lamanya, tetapi drama ini belum juga tuntas (Suara.com, 14/7/2025).

‎Tunjangan tambahan guru tidak dibayar, tunjangan kinerja guru dikurangi, dana bantuan sosial, dana riset, dana militer, hingga anggaran pendidikan pun turut dipangkas. Padahal, jelas-jelas pengurangan ini berdampak langsung pada kualitas dan kuantitas layanan negara atas hak-hak dasar rakyat.

‎Pemotongan anggaran di sana-sini mendapat kecaman, terutama dari kalangan guru. Kebijakan ini menyengsarakan rakyat, tetapi tetap diterabas. Ironisnya, praktik korupsi tidak juga dapat dituntaskan hingga ke akarnya. Sebenarnya, apa prioritas negara ini?

‎Inilah wajah negara dalam sistem kapitalisme. Yang kaya makin kaya, rakyat miskin makin menderita. Para penguasa bergelimang harta, sementara korupsi menjadi budaya. Negara terbukti gagal dalam mengurus kepentingan rakyat dan memberi solusi tuntas atas praktik korupsi.

‎Sejatinya, sistem hari ini tampak tidak dapat diandalkan dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Demokrasi yang selama ini dibanggakan malah menyuburkan praktik culas dan menjadi alat transaksi antara para pejabat dan pemilik modal.

‎Wajar jika banyak orang berlomba-lomba menduduki kursi parlemen karena keuntungan pribadi yang menggiurkan. Dewan Perwakilan Rakyat sama sekali tidak mewakili, tetapi justru memeras rakyatnya sendiri. Bahkan, kini kita tidak lagi terkejut saat berita tentang korupsi dengan nilai fantastis kembali mencuat. Yang ada hanya helaan napas panjang karena kejadian serupa terlalu sering terjadi, lagi dan lagi.

‎Alhasil, inilah budaya yang diciptakan dari sistem yang curang. Tidak adanya rasa takut akan dosa dan lupa bahwa manusia adalah hamba, menjadikan penguasa bertindak semena-mena seolah hidup di dunia selamanya.

‎Berbeda dengan Islam. Islam menjadikan akidah sebagai fondasi yang mengarahkan kehidupan sejalan dengan tuntunan syariat, melalui hukum yang diturunkan oleh Allah Ta’ala. Moral terjaga, praktik amar makruf nahi munkar dikembangkan sehingga pengingat terus berjalan. Penguasa pun sadar bahwa perannya di dunia adalah sebagai hamba dan seluruh perbuatannya akan dihisab. Penerapan hukum syarak juga menjadi rem bagi mereka agar tidak terjerumus ke dalam praktik curang yang merugikan masyarakat.

‎Islam memiliki aturan yang jelas antara yang hak dan batil, antara yang halal dan haram. Semua perangkat hukum tersebut dijalankan di seluruh lini kehidupan negara, sehingga praktik korupsi yang jelas-jelas diharamkan dapat diminimalisasi.

‎Selain itu, dengan syariat, hukuman yang diberikan juga berfungsi sebagai zawajir (pencegah) dan jawabir (penebus). Dengan hukum ini, praktik korupsi tidak akan berkembang menjadi budaya yang menggurita.

‎Sungguh, hanya Islam yang mampu menjadi solusi atas kerusakan dan pelanggaran hukum yang terjadi. Fakta sejarah keemasan Islam menjadi bukti nyata bahwa masyarakat ideal tanpa korupsi pernah ada. Hanya Islam yang dapat menyelesaikan masalah korupsi hingga ke akarnya. Wallahu a‘lam bish-shawab.

BANDARA
InJourney Airports Latih 24 Warga Lokal Jadi Personel Keamanan Bandara Soetta Melalui Program Airport Cerdaskan Bangsa

InJourney Airports Latih 24 Warga Lokal Jadi Personel Keamanan Bandara Soetta Melalui Program Airport Cerdaskan Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 | 20:11

PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) Kantor Cabang Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) secara resmi meluncurkan program Corporate Social Responsibility (CSR) unggulan bertajuk "Airport Cerdaskan Bangsa".

TEKNO
Surge dan MyRepublic Menangi Lelang Internet Murah 100 Mbps, Segini Harganya 

Surge dan MyRepublic Menangi Lelang Internet Murah 100 Mbps, Segini Harganya 

Jumat, 17 Oktober 2025 | 13:03

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan hasil lelang frekuensi 1,4 GHz yang akan digunakan untuk memperluas layanan internet murah berkecepatan hingga 100 Mbps di seluruh Indonesia.

KAB. TANGERANG
Diduga Gegara Tidak Diberi Uang Rokok, Anak Kepruk Ayah Pakai Konblok hingga Tewas di Mauk

Diduga Gegara Tidak Diberi Uang Rokok, Anak Kepruk Ayah Pakai Konblok hingga Tewas di Mauk

Jumat, 17 Oktober 2025 | 20:54

Sebuah tragedi mengerikan mengguncang ketenangan warga Desa Kedung Dalem, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, pada Jumat 17 Oktober 2025.

WISATA
10 Rekomendasi Kuliner Pesisir Timur Indonesia yang Wajib Dicoba di FKS 2025

10 Rekomendasi Kuliner Pesisir Timur Indonesia yang Wajib Dicoba di FKS 2025

Selasa, 16 September 2025 | 19:15

Festival Kuliner Serpong (FKS) 2025 kembali hadir memanjakan lidah para penggemar kuliner yang berlangsung di Area Parkir Selatan Summarecon Mall Serpong (SMS) Tangerang, selama 28 Agustus hingga 28 September 2025.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill