Kasus LGBT Makin Merebak, Pakar Ungkap Penyebabnya
Sabtu, 5 Juli 2025 | 14:19
Fenomena LGBT kembali menjadi sorotan publik setelah sejumlah pasangan sesama jenis viral di media sosial.
TANGERANGNEWS.com–Gubernur Banten Wahidin Halim menyesalkan adanya penumpukan antrean calon penumpang di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Kota Tangerang, di tengah pelaksanaan PSBB.
Pria yang disapa WH ini pun mengecam manajemen PT Angkasa Pura (AP) II selaku pengelola Bandara Soetta karena dianggap tidak memperhatikan protokol kesehatan.
"Saya menyesalkan kejadian ini. Seharusnya Angkasa Pura II tetap memperhatikan aturan yang telah diterbitkan pemerintah selama pandemi COVID-19," jelasnya, Jumat (15/5/2020).
Sebagai Ketua Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 di Provinsi Banten, WH mengingatkan bagi pengelola transportasi termasuk PT AP II yang tidak melaksanakan protokol kesehatan akan disanksi.
"Karena ketentuan peraturan dalam penetapan PSBB itu juga termuat tentang sanksi." ucapnya.
Dia menambahkan Bandara Soetta seharusnya menjadi contoh dalam menerapkan upaya pencegahan COVID-19.
"Harusnya bisa memperlihatkan contoh bagi masyarakat yang ada di wilayahnya, masyarakat Banten," pungkasnya.
Sebelumnya, antrean calon penumpang mengular di posko pemeriksaan dokumen perjalanan di Terminal 2 Bandara (Soetta), Tangerang pada Kamis (14/5/2020) pagi.
Mereka tidak menerapkan social distancing. Kerumunan terjadi karena terdapat 13 penerbangan dengan keberangkatan yang hampir bersamaan. (RAZ/RAC)
Fenomena LGBT kembali menjadi sorotan publik setelah sejumlah pasangan sesama jenis viral di media sosial.
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto telah menetapkan Deden Apriandhi H sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten definitif.
Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Lengkong Gudang Timur, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), memicu insiden robohnya tembok pembatas milik sebuah apartemen.
Pemerintah Kota Tangerang secara gencar menggaungkan trilogi programnya: Gampang Sembako, Gampang Kerja, dan Gampang Sekolah. Narasi "kemudahan" ini, pada pandangan pertama, mungkin tampak sebagai cerminan kepedulian dan inovasi pemerintah daerah